Jangan Sebut Ini Tugu 'Extra Joss', Ada Sejarah di Balik Pembangunan Tugu Simpang Tinju

×

Jangan Sebut Ini Tugu 'Extra Joss', Ada Sejarah di Balik Pembangunan Tugu Simpang Tinju

Bagikan berita
Tugu Simpang Tinju saat malam hari (foto: Halbert Caniago)
Tugu Simpang Tinju saat malam hari (foto: Halbert Caniago)

Kalangan Republik meyakini Bagindo dibunuh oleh Belanda. “Pasti pula dari belakang. Belanda tidak akan berani menembaknya dari muka,” tulis Rosihan.

Jenazah Bagindo kemudian dibawa ke Bukittinggi. Hasil pemeriksaan empat dokter, wali kota pemberani itu meninggal setelah dipukul dengan benda berat di kepalanya sehingga tulang kepalanya sebelah belakang hancur dan remuk. Bagindo tidak disenangi Belanda, sebagaimana Johnny Anwar yang ditahan dan dimasukkan ke penjara setelah Agresi Militer kesatu mereka lancarkan pada 21 Juli 1947.

Bertahun-tahun kemudian, pada 1983, Wali Kota Padang Syahrul Ujud meresmikan tugu simpang tinju, di ujung Jalan Johnny Anwar. Jalan yang diberi nama salah satu sahabat sang wali kota. Sebuah monumen lain juga diresmikan di dekat museum Adityawarman, selain jalan protokol yang diberi nama Bagindo Aziz Chan.

Pada 2005, giliran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menerbitkan Kepres Nomor 082/TK/2005, mengangkat Bagindo Aziz Chan sebagai pahlawan nasional.

Darah Bagindo Aziz Chan yang tertumpah di sekitar simpang tinju, terus hidup jadi semangat dalam kepalan monumen itu sepanjang waktu. (*)

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini