HALONUSA.COM - Kali ini kita tidak mengupas tentang novel romantis. Melainkan benarkah novel The Catcher in the Rye dapat menginspirasi seseorang untuk melakukan tindakan membunuh?
Simak ulasan berikut ini tentang John Lennon, musisi The Beatlles yang tewas tertembak. Walau pelaku telah tertangkap, namun ada bukti yakni novel The Catcher in the Rye (1951).
John Lennon meninggal akibat peluru Chapman. Ia merupakan pemuda berusia 25 tahun saat peristiwa 42 tahun silam.
Mark David Chapman demikian nama langkap dari pelaku pembunuh John Lennon musisi The Beatles. Menurut pengakuan Chapman kepada polisi, ia membunuh Lennon karena terinspirasi sinopsis The Catcher in the Rye.
Mengutip dari berbagai Sumber, Mark David Chapman saat muda suka membaca dan ia pun saat membunuh Lennon. Buku novel karya JD Salinger itu berada padanya.
Lalu seperti apa isi dari novel the catcher in the rye itu? Sehingga membuat Mark David Chapman terinspirasi melakukan kejahatan.Karya JD Salinger itu bersinopsis tentang Holden Caulfield yang tersohor. Akibat ketenarannya itu seorang anak muda sangat marah besar dengan Holden Caulfield.
Akhir 2020 silam Chapman mengaku jika memang membunuh John Lennon. Fakta mengejutkan alasan Chapman membunuh Lennon bukan karena karakter.
Bukan pula karena sifatnya yang sayang kepada keluarga. Melainkan alasan dari Chapman adalah karena Lennon terkenal.
"Saya membunuhnya, menggunakan kata Anda sebelumnya. Karena dia sangat, sangat, sangat terkenal dan itulah satu-satunya alasan dan saya sangat, sangat, sangat, sangat menginginkan kejayaan pribadi, sangat egois," tambahnya.
Editor : Redaksi