HALONUSA.COM - Seratusan massa aksi menggelar panggung perlawanan Gerakan Suara Rakyat Sumatera Barat (Sumbar) untuk merefleksikan 7 tahun pemerintahan Jokowi, termasuk 1 tahun Omnibus Law, di taman Tugu Gempa Padang, Kota Padang, Kamis (28/10/2021) malam, tepat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober.
Aksi Gerakan Suara Rakyat Sumbar bentuk kesadaran kolektif, hal itu dikatakan narahubung Gerakan Suara Rakyat Sumbar, Amidia Amijel kepada awak media.
"Banyak kok yang tergabung, ngak cuma organisasi mahasiswa, tapi ada juga dari masyarakat sipil dan organisasi kepemudaan yang ada di Kota Padang," katanya, Kamis (28/10/2021) malam.
Ia melanjutkan, tujuan dari aksi kolektif yang mereka lakukan merupakan refleksi terhadap 7 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Asumsinya karena masih ada pembungkaman - pembungkaman demokrasi yang dilakukan Jokowi, dan beberapa rancangan undang-undang bermasalah.
Aksi kolektif ini merupakan refleksi dari kinerja-kinerja Jokowi selama tujuh tahun dan termasuk periode kedua menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.Baca juga: 7 Tahun Pemerintahan Jokowi, Masyarakat Sumatera Barat akan Menjadi Oposisi Tetap Kedepannya
Amidia juga mengamini pernyataan sikap terkait masyarakat Sumbar oposisi terhadap pemerintahan Jokowi kedepannya.
"Ya, pernyataan sikap dan merupakan klimaks dari rentetan kegiatan Gerakan Suara Rakyat," kata Amidia Amanzel.
Massa aksi Gerakan Suara Rakyat selain menyampaikan catatan merah terhadap 7 tahun pemerintahan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) juga melakukan perlawan terhadap 1 tahun Omnibus Law termasuk menyalakan 1000 lilin sebagai tanda redupnya demokrasi.
Editor : Redaksi