Pertama, apresiasi budaya melalui media film. Kedua, membuka wacana tentang kondisi perfilman lokal. Ketiga menumbuhkan semangat berkarya pada generasi muda khususnya pelajar setingkat SMA atau yang sederajat se Indonesia.
Keempat, menjalin jaringan sesama penggiat perfilman lokal. Kelima, menjalin silaturahmi pada forum Pendidik Seni dan Budaya se-Indonesia.
Minang Film Festival tahun ini mengusung tema 'Takuruang Nak di Lua, Taimpik Nak di Ateh' yang memiliki arti harafiah terkurung tetapi di luar, terhimpit tetapi di atas.
"Kata-kata ini bisa diartikan secara negatif dan positif, tergantung bangaimana orang dalam memandangnya," ucap Maisaratun Najmi.Secara pengertian positif, kata-kata ini memiliki filosofi bahwa seburuk apapun keadaannya harus tetap bisa menikmati. Situasi hari ini adalah refleksi dari kata-kata pepatah Minangkabau yang diusung tahun ini.
"Keadaan memang memaksa kita untuk hidup penuh dengan keterbatasan demi kesehatan tetapi semangat hidup tetap harus positif dan berkobar, termasuk untuk dapat tetap berkarya," ujarnya. (*)
Editor : Redaksi