Presiden Jokowi sebut Ekspor Nikel Melonjak Drastis menjadi Rp510 Triliun

×

Presiden Jokowi sebut Ekspor Nikel Melonjak Drastis menjadi Rp510 Triliun

Bagikan berita
Presiden Indonesia, Joko Widodo. (Foto: BPMI Setpres)
Presiden Indonesia, Joko Widodo. (Foto: BPMI Setpres)

HALONUSA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut nilai ekspor dari hilirisasi nikel tercatat mengalami kenaikan yang signifikan, dari Rp33 triliun menjadi Rp510 triliun.

Hal tersebut disampaikan oleh Jokowi saat memberikan sambutan di acara peresmian pabrik bahan anoda baterai lithium milik PT Indonesia BTR New Energy Material, di Kendal, Jawa Timur, pada tanggal 7 Agustus 2024.

"Seperti dikatakan Pak Menko Luhut Binsar Pandjaitan, sekarang sudah US$ 34 miliar nilai dari ekspor nikel kita, dari yang sebelumnya Rp 33 triliun melompat jadi kira-kira Rp 510 triliun," ungkapnya seperti yang dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (8/8/2024).

Jokowi mengakui bahwa kebijakannya untuk mengembangkan hilirisasi dengan menyetop ekspor bijih nikel ke luar negeri mendapatkan pandangan pro dan kontra, termasuk gugatan dari Uni Eropa (UE) ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).

"Dan kita kalah. Tapi saya sampaikan, negara ini adalah negara yang berdaulat, kepentingan nasional adalah segala-galanya buat kita. Tidak bisa kita didikte oleh siapa pun," tegasnya.

Presiden Jokowi menekankan bahwa yang terpenting saat ini adalah Indonesia sudah mulai mengembangkan industri sebagai ekosistem besar dari kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

Dengan demikian, impian untuk membangun ekosistem kendaraan listrik yang kuat dan terintegrasi mulai terwujud.

"Smelter nikel dan turunannya di Morowali, Weda Bay, dan lokasi-lokasi lainnya sudah mulai berjalan. Di bulan Agustus dan September, smelter dari Freeport dan Amman Mineral di Sumbawa dan Gresik juga akan mulai berproduksi," sambungnya.

Selain itu, bauksit di Mempawah, Kalimantan Barat, ditargetkan akan mulai percobaan produksi pada bulan depan.

"Kalau semuanya jadi, ekosistemnya akan terbangun, kita akan bisa masuk ke rantai pasok global yang akan memberikan nilai tambah yang besar, baik dalam hal rekrutmen tenaga kerja maupun pertumbuhan ekonomi kita," lanjutnya.

Editor : Dewi Fatimah
Bagikan

Berita Terkait
Terkini