Boikot dan Mosi Tidak Percaya, Warga Canduang Tuntut Keterbukaan Yayasan MTI

×

Boikot dan Mosi Tidak Percaya, Warga Canduang Tuntut Keterbukaan Yayasan MTI

Bagikan berita
Warga Canduang Koto Laweh bentang spanduk boikot Yayasan MTI. (Foto: Padang Viva)
Warga Canduang Koto Laweh bentang spanduk boikot Yayasan MTI. (Foto: Padang Viva)

HALONUSA -Warga Nagari Canduang Koto Laweh, Kecamatan Canduang, Agam, Sumatera Barat mengadakan aksi damai memboikot dan menyatakan mosi tidak percaya kepada Yayasan Syekh Sulaiman Ar Rasuli yang mengelola pondok pesantren MTI Canduang pada Senin, 5 Agustus pukul 16:00 WIB.

Dalam aksi ini, warga membacakan surat keputusan dan memasang spanduk pemboikotan.

Masyarakat menilai yayasan tersebut tidak transparan terkait kasus guru yang diduga mencabuli 43 santri di pesantren itu.

Sebelum membacakan sikap mereka, warga terlebih dahulu mendoakan Syekh Sulaiman Ar Rasuli, pendiri MTI Canduang.

"Ini adalah lanjutan dari aksi pada Sabtu, 3 Agustus kemarin. Sebelumnya kami diundang pihak yayasan untuk rapat, namun mereka yang mengundang, mereka juga yang tidak hadir," ungkap Budi Anda, salah satu perwakilan masyarakat.

Budi menjelaskan bahwa masyarakat memberi waktu 2x24 jam kepada yayasan untuk mengadakan pertemuan, namun tidak ada tanggapan.

Oleh karena itu, masyarakat merasa perlu mengambil sikap dengan memboikot dan menyatakan mosi tidak percaya terhadap yayasan.

Menurut Budi, pertemuan dengan pihak yayasan sangat penting untuk membahas kasus pencabulan dan masalah lain di pesantren.

"Kami tidak melarang aktivitas belajar mengajar, hanya memboikot dan menyatakan mosi tidak percaya kepada pihak yayasan," jelasnya.

Budi menyampaikan bahwa masyarakat sangat resah dengan kasus tersebut dan mendesak agar yayasan bersikap terbuka dalam menyelesaikan masalah ini.

Editor : Heru C
Bagikan

Berita Terkait
Terkini