Salah satunya adalah pemilihan hari Sabtu yang membuat banyak orang lebih memilih berlibur daripada pergi mencoblos.
“Rendahnya angka partisipasi pemilih dalam PSU DPD di Sumbar memang sudah diprediksi dari awal. Banyak faktor, pertama dilaksanakan di hari Sabtu, dimana orang lebih memilih berlibur dibandingkan pergi mencoblos,” kata Budi.
Selain itu, Budi Febriandi menambahkan bahwa masyarakat tidak merasakan manfaat langsung dari keberadaan DPD, sehingga siapapun yang terpilih tidak dianggap berpengaruh.
“Terakhir, soal sosialisasi yang tidak maksimal. Dari efisiensi dan efektifitasnya, jika digabungkan biaya pelaksanaan dan pengawasan untuk PSU DPD RI yang mencapai sekitar Rp 300 miliar, hanya mampu menghadirkan tidak sampai separuh pemilih,” tutup Budi. (*) Editor : Heru C