HALONUSA - Bukik Batabuah di Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, dilanda hujan badai ekstrem pada Rabu sore (29/5). Akibatnya, sebuah rumah warga dilaporkan roboh.
Kejadian ini semakin mengkhawatirkan warga setempat, mengingat beberapa waktu lalu wilayah tersebut juga dilanda banjir bandang lahar dingin dari Gunung Marapi.
Siltia Wahyuni, Forecaster dari Stasiun Meteorologi Minangkabau, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Sumatera Barat (BMKG Sumbar), memberikan penjelasan mengenai fenomena tersebut.
Menurut Siltia, hujan badai tersebut dipicu oleh anomali suhu permukaan laut yang meningkat antara 0,5 hingga 4,2 derajat Celsius. Peningkatan suhu ini menambah massa uap air di wilayah Samudera Hindia bagian barat Sumatera.
"Selain itu, adanya belokan angin dan konvergensi di wilayah Sumatera Barat menyebabkan penumpukan massa udara yang mendukung pertumbuhan awan hujan," jelas Siltia.
Berdasarkan pengamatan radiosonde pada 29 Mei 2024 pukul 00.00 UTC, kelembapan udara terlihat cenderung basah, berkisar antara 62-98% hingga lapisan 433 mb.Indeks labilitas K Index (KI) sebesar 44,7 menunjukkan konvektivitas kuat, Showalter Index sebesar -5,72 menunjukkan kemungkinan terjadinya badai petir, dan Lifted Index (LI) sebesar -7,27 menunjukkan kondisi udara yang sangat labil.
Stasiun Meteorologi Minangkabau telah mengeluarkan peringatan dini mengenai cuaca ekstrem secara berkelanjutan sejak Rabu siang pukul 12.45 WIB.
Masyarakat dan instansi terkait diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada sore hari serta dua hari ke depan.
"Kami mengingatkan warga di daerah bertopografi curam, bergunung, atau tebing yang rawan longsor untuk tetap waspada, terutama jika terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat," tambah Siltia.
Editor : Heru C