Kepala Sekolah SD Negeri 32 Silungkang, Masniar bahkan bercerita sekolahnya sering telat mengirimkan data ke pemerintah kabupaten lantaran tak bersinyal.
"Sering telat mengirim data, jadi pemerintah sudah tahu kalau yg sering telat mengirimkan data itu dari sekolah kami," katanya.
Bahkan untuk menerapkan kurikulum Merdeka di SDN 32 Silungkang pun tidak maksimal.
"Penerapannya tidak maksimal, download dulu bahannya di lokasi yang bersinyal, baru dibawa ke sekolah dan diterapkan kepada anak-anak," tuturnya.
Ditambahkan Masniar, pemerintah sudah melakukan beberapa upaya terkait kendala jaringan yang terjadi di daerahnya.
"Pemerintah sudah melakukan beberapa upaya, seperti pendataan secara berkala ke sekolah, namun hal itu belum terlaksana. Sudah lebih dari 10 tahun kami belum bisa menikmati jaringan internet yang memadai," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Kabupaten Agam Syatria saat dihubungi Halonusa mengatakan bahwa kondisi yang dialami oleh masyarakat Jorong Silungkang sudah disampaikan ke Kemenkominfo.Menurut laporan yang diterimanya, di Kabupaten Agam ada 13 desa yang tidak kedapatan akses internet dengan baik.
"Jorong Silungkang sesuai pendataan masuk dalam 13 titik blankspot di Agam yang sudah kita usulkan ke Kemenkominfo secara tertulis untuk mendapatkan akses internet," katanya.
Dikatakannya, kenapa ia surati Kemenkominfo? Karena kewenangan pendirian Base Transceiver Station (BTS) itu ada di pusat.
Editor : Heru C