Tradisi Meugang Tetap Menyala di Aceh, Masyarakat Pra-Sejahtera Nikmati Daging

×

Tradisi Meugang Tetap Menyala di Aceh, Masyarakat Pra-Sejahtera Nikmati Daging

Bagikan berita
Meugang merupakan tradisi msyarakat Aceh yang telah berlangsung sejak Abad ke-17 di masa Kejayaan Sultan Iskandar Muda
Meugang merupakan tradisi msyarakat Aceh yang telah berlangsung sejak Abad ke-17 di masa Kejayaan Sultan Iskandar Muda

HALONUSA.COM - Salah satu tradisi di Aceh tidak pernah hilang sejak abad ke-17 atau pada masa Kejayaan Sultan Iskandar Muda ialah berbagi daging Meugang.

Kondisi harga daging naik di Indonesia seiring dengan daging sapi di Australia juga naik. Namun, tidak membuat tradisi Meugang di Aceh pudar. Tradisi membeli daging lalu menghidangkan menjadi makanan sebelum Ramadan tiba untuk keluarga masyarakat kurang mampu.

Momen Meugang menjadi momen berbagi saat situasi Ramadan tahun ini. Agar proses Meugang berjalan, ACT Aceh melalui program Lumbung Ternak Wakaf (LTW) bersama Permata Syariah Bank mendukung tradisi itu.

Tradisi Meugang itu berlangsung di Desa Lam Ara, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh, Aceh.

"Daging domba murah untuk masyarakat pra-sejahtera itu pun terbantu atas program tersebut," kata Ryanda Saputra, Kepala Cabang ACT Aceh kepada Halonusa, pekan lalu.

Ia mengatakan, berkat Lumbung Ternak Wakaf di lembah Barbatee yang merupakan wakaf dari Bank Permata Syariah. Masyarakat dapat menikmati daging saat memasuki Ramadan 1443 H.

Selain itu domba juga telah melewati masa penggemukan dan memiliki bobot serta kualitas daging terbaik. Masyarakat dapat membeli daging murah di Lumbung Ternak Wakaf (LTW) Barbatee, Desa Ie Suum, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.

"LTW Barbatee ini merupakan wakaf dari beberapa pengusaha lokal di Aceh bersama Bank Permata Syariah. Kami berharap semangat berwakaf pada asset produktif khususnya dalam program keamanan pangan bagi masyarakat prasejahtera," jelasnya.

Halimah, 58 tahun merupakan Ibu Rumah Tangga menerima daging dari kegiatan Tradisi Meugang. Ia merupakan IRT baru sembuh dari stroke itu memiliki tiga anak, dan masing-masing masih kerja serabutan.

"Saya bersyukur sekali, karena berkat tradisi yang sejak dahulu ada sebelum suami wafat. Ternyata masih ada dan kami pun dapat menyantap daging saat Ramadan," ungkapnya.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini