HALONUSA - Banjir yang melanda Kabupaten Pesisir Selatan pada 7 Maret 2024 menimbulkan kerugian mencapai Rp1 triliun, demikian disampaikan oleh Kepala Ex.officio BPBD Pesisir Selatan Mawardi Roska
"Mulai dari Sapras negara/daerah seperti jalan, jembatan, sekolah, puskesmas, fasilitas air minum, juga harta masyarakat, rumah ternak, lahan pertanian, tambak, kerugian mencapai angka Rp1 triliun," jelasnya.
Mawardi yang menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Mawardi ini juga menjelaskan bahwa pendataan kerusakan masih terus dilakukan secara bertahap oleh pemerintah setempat.
Informasi ini diungkapkan dalam rapat evaluasi tanggap darurat tahap I dan tahap II pada 24 Maret 2024 yang dihadiri oleh Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar, Forkopimda, serta perwakilan instansi terkait seperti Basarnas dan PMI.
Rusma menyampaikan bahwa masa tanggap darurat akan diperpanjang karena masih terdapat korban yang belum ditemukan, rumah warga yang belum dapat dihuni karena masih terdapat material banjir yang perlu ditangani, serta pendataan yang masih berlangsung.
“Masih ada 4 orang lagi yang masih hilang, rumah-rumah penduduk yang belum bisa didiami karena material atau sedimen banjir masih belum tertangani, dan proses pendataan yang terus dilakukan” jelas Bupati.Perpanjangan masa tanggap darurat diharapkan dapat mendukung proses rehabilitasi dan rekonstruksi dengan menggunakan sumber daya yang ada.
Selain itu, kerugian akibat banjir juga mencakup kerusakan pada rumah warga, dengan 537 rumah mengalami kerusakan berat, 2.749 mengalami kerusakan sedang, dan 7.048 mengalami kerusakan ringan.
Selain itu, ribuan ternak juga dilaporkan tewas, termasuk sapi, kerbau, kambing, ayam, dan itik. (*)
Editor : Heru C