HALONUSA.COM - Aktivis Penggiat Alam Pasaman temukan potongan kayu, diduga bekas pembalakan liar.
Beberapa banjir yang terjadi di Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman beberapa waktu lalu juga mendapat perhatian dari para aktivis pecinta alam di daerah setempat beberapa waktu lalu.
Para aktivis yang tergabung dalam organisasi penggiat alam Pasaman tersebut melakukan survei di tiga hulu sungai di Kecamatan Lubuk Sikaping.
Para aktivis menyampaikan bahwa dari penulusuran mereka berhasil menemukan sejumlah potongan kayu yang diduga merupakan bekas dari pembalakan dan pembukaan lahan.
Para aktivis pecinta alam tersebut juga berpendapat peninjauan secara rutin ke hulu-hulu sungai guna mendeteksi potensi terjadinya bencana alam terkhususnya banjir, juga sangat penting untuk dilakukan.
Untuk memulihkan kondisi alam, para aktivis tersebut juga sudah merencanakan akan melakukan penanaman bibit pohon produktif di sekitar tiga hulu sungai yang menjadi aliran banjir bandang tersebut."Tiga hulu sungai yang kita lakukan hulu sungai Batang Pakau, Batang Pigariang sama Piudang. Kondisi lapangan yang kita lihat itu banyak pepohonan-perpohonan yang dibawa oleh arus sungai itu kebanyakan itu pohon-pohon yang sudah ada ukuran kayunya. Jadi kesimpulannya pohon itu adalah pohon yang ditebang sisa-sisa pembalakan liar dan juga ada hasil dari hutan-hutan, tanah-tanah yang longsor kayu-kayu yang dibawa ke bawah," kata Aktivis Penggiat Alam Pasaman, Yuliardi Agus, SEnin, 11 Desember 2023.
Yuliardi mengawatirkan, permasalahan yang ditakutkannya, kayu-kayu apabila tidak dilakukan pemotongan akan membentuk danau. Ketika danau terbentuk, kayi akan menumpuk dan membawa air yang turun ke atas bawah akan menjadi air bah kembali.
"Jadi itu sebaiknya kita lakukan pemotongan kayu, kayu-kayu yang panjang kita potong, kita pinggirkan. Tindak lanjut yang dilakukan, kita merencanakan mengadakan penanaman 3.000 bibit pohon produktif. Jadi masing-masing hulu sungai kita tanam 1.000 bibit pohon dengan melibatkan masyarakat dan juga organisasi masyarakat yang lain dan pemerintah daerah," katanya.
Yuliardi berharap, Pemda setempat mengusahakan ada pengecekan setidaknya dua kali dalam setahun. Tujuannya agar tidak masyarakat mengetahui bagaimana kondisi ulu sungai agar tidak terjadi danau-danau yang akan membawa material kayu. (*)
Editor : Tisya