HALONUSA.COM - Mengerikan, 6.724 kejadian bencana terjadi di Sumatera Barat (Sumbar) sepanjang 2014-2022.
Hal itu diungkapkan Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah saat pertemuan dengan rombongan perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) di ruang rapat Istana Gubernur Sumbar, Senin, 11 September 2023.
Menurut Mahyeldi, terkait bidang kebencanaan perlu usaha pembangunan sebagai respons atas tingkat kerawanan bencana di Sumbar.
"Sisi kesiapsiagaan bencana, mitigasi bencana, dan pengurangan risiko bencana menjadi fokus kita. Sebab, sepanjang tahun 2014 hingga 2022 saha terdapat 6.724 kejadian bencana di Sumbar," kata Mahyeldi didampingi Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar, Medi Iswandi.
Adapun 6 jenis bencana yang terjadi tersebut tersebar di 19 kabupaten/kota, yakni gempa, angin kencang, longsor, banjir, kebakaran hutan dan lahan, hingga banjir bandang
Sebelumnya, JICA juga sudah melaksanakan beberapa proyek bidang kebencanaan di Sumbar. Hanya saja sempat terhalang kendala lahan.Maka dari itu, Mahyeldi meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bersinergi demi terbangunnya pusat penanggulangan risiko bencana, fasilitas simulasi, pengembangan sumber daya manusia (SDM), hingga peningkatan pencegahan bencana.
Khusus sektor Lingkungan Hidup (LH), Mahyeldi menyarankan, untuk peningkatan pengelolaan sampah terpadu berbasis waste to energy (pengolahan sampah menjadi energi) dan tempat pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional Solok.
"TPA Regional Solok perlu ditata kembali. Butuh pola pengolahan sampah menjadi energy dengan melibatkan masyarakat,” katanya.
Sementara sektor infrastruktur, kata Medi, direncanakan pembangunan Jalan Bungus Lubuk Kilangan atau Tarantang (Lingkar Timur) untuk menyikapi terjadinya peningkatan arus lalu lintas, seperti jalan pengurai kemacetan di sekitar Gaung Teluk Bayur. (*)
Editor : Redaksi