Bolaang Mongondow Utara Banjir, Jalur Trans Sulawesi Lumpuh

×

Bolaang Mongondow Utara Banjir, Jalur Trans Sulawesi Lumpuh

Bagikan berita
Banjir membuat jalur Trans Sulawesi, menghubungkan Manado dan Makassar di wilayah Bolaang Mongondow Utara lumpuh. 116 KK dan rumah rusak (BPBD Manado)|Banjir membuat jalur Trans Sulawesi, menghubungkan Manado dan Makassar di wilayah Bolaang Mongondow Utar
Banjir membuat jalur Trans Sulawesi, menghubungkan Manado dan Makassar di wilayah Bolaang Mongondow Utara lumpuh. 116 KK dan rumah rusak (BPBD Manado)|Banjir membuat jalur Trans Sulawesi, menghubungkan Manado dan Makassar di wilayah Bolaang Mongondow Utar

HALONUSA.COM - Banjir membuat jalur Trans Sulawesi, menghubungkan Manado dan Makassar di wilayah Bolaang Mongondow Utara lumpuh. Wilayah itu terendam akibat terjadi peningkatan aliran air sungai hulu saat hujan mengguyur, Rabu (13/4/2022).

Sebanyak 116 unit rumah terdampak banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) lebih kurang 70-100 sentimeter, adapun jalan raya dengan TMA 45 sentimeter dan berarus deras, Kamis (14/4/2022).

Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, satu unit rumah mengalami rusak berat.

Hingga saat ini, banjir telah merendam empat desa yang meliputi Desa Binuanga, Desa Saleo 1, Desa Saleo 2 dan Desa Nunuka di Kecamatan Bolangitang Timur.

Sebagai upaya penanganan darurat bencana banjir, BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara telah terjun ke lokasi terdampak guna melakukan kaji cepat, penanganan dan evakuasi warga serta berkoordinasi dengan lintas instansi terkait dan pemerintah desa setempat.

Hujan ringan hingga lebat disertai petir masih berpotensi terjadi di wilayah Bolaang Mongondow Utara hingga Jumat (15/4/2022), menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

[caption id="attachment_31229" align="aligncenter" width="1000"] Banjir membuat jalur Trans Sulawesi, menghubungkan Manado dan Makassar di wilayah Bolaang Mongondow Utara lumpuh. 116 KK dan rumah rusak (BPBD Manado)[/caption]

BNPB mengimbau kepada seluruh unsur pemerintah daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.

Melakukan pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala.

"BNPB mengimbau masyarakat memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari lereng curam yang minim vegetasi," katanya. (*)

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini