- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa merupakan menantu dari A.M Hendropriyono yang diduga terlibat dalam sejumlah pelanggaran HAM berat di masa lalu. Dipilihnya Jenderal Andika juga dinilai merupakan hasil lobi dari AM Hendropriyono.
- Jejak Andika Perkasa terutama terekam pada khusus pembunuhan tokoh Papua Barat, Theys Eluay. Ia meregang nyawa usai menghadiri undangan peringatan Hari Pahlawan di Markas Kopassus di Jayapura. Saat itu empat perwira dan tiga serdadu Kopassus diadili lantaran kasus tersebut. Tetapi Andika Perkasa tidak termasuk.
- Terhitung sejak tanggal 23 Oktober 2014, Andika Perkasa dipromosikan menjadi komandan Paspampres menggantikan Mayjen Doni Munardo. Pengangkatan Andika Perkasa memang kontroversial dan dianggap berbau nepotisme. Media massa mengaitkan Andika Perkasa dengan posisi sang mertua, Jenderal Purn. A.M Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN), yang menjadi penasihat senior presiden yang baru saja dilantik. Kontroversi juga semakin menguat karena orang mengaitkan Andika dengan 'Insiden Babinsa' dalam pemilihan Presiden 2014.
- Jenderal Andika diangkat menjadi Komisaris Utama PT. Pindad, keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Pindad Nomor: SK-9/MBU/01/2019.
- Jenderal Andika Perkasa tercatat baru satu kali melaporkan LHKPN kepada KPK. Bahkan pada Juni 2021, KPK menyatakan Jenderal Andika Perkasa belum pernah menerima pelaporan LHKPN dari Jenderal Andika, padahal saat itu ia sudah menjabat sebagai KSAD. Jenderal Andika Perkasa baru pertama kali melaporkan LHKPN pada Juni 2021. Dalam laporan tersebut, tercatat kekayaan Jenderal Andika Perkasa Rp179,9 miliar atau persisnyaRp179.996.172.019. Angka tersebut tentu saja sangat fantastis.
Tugas Berat Panglima TNI Selanjutnya
Pergantian Panglima TNI 2021 tidak boleh hanya jadi agenda formalistis belaka, tapi harus jadi momentum perbaikan TNI. Ada pekerjaan berat yang harus dibenahi demi perwujudan agenda reformasi TNI. Apa pekerjaan beratnya? Simak #BicaraHAM bersama HusseinEditor : RedaksiPergantian Panglima TNI tak boleh hanya jd agenda formalistik belaka, tp harus jd momentum perbaikan TNI. Ada pekerjaan berat yg harus dibenahi demi perwujudan agenda reformasi TNI. Apa pekerjaan beratnya? Simak #BicaraHAM bersama Hussein @Imparsial di https://t.co/aZ90AyVi6F pic.twitter.com/LSe4UJciHR
— KontraS (@KontraS) November 7, 2021