HALONUSA.COM - Baru-baru ini ramai tanda tangan petisi tentang penundaan penetapan Badan Layanan Umum Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, yang ditujukan kepada Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Pada petisi yang termuat di change.org dijelaskan, jika proses usulan PTN BLU oleh pimpinan ISI Padang Panjang terkesan dipaksakan dan terburu-buru, dan tidak melakukan analisa, kajian komprehensif terhadap semua aspek penunjang dan pendukung Sumber Daya Manusia atau sarana prasarana.
Petisi itu dibuat 21 jam yang lalu dengan jumlah 151 tanda tangan hingga Pukul 13.00 WIB, Jumat (8/10/2021) dengan enam komentar yang terdapat di dalam petisi tersebut.
Berikut petikan dalam petisi itu:
“Pak dan Ibu Menteri, Tolong Tunda Penetapan BLU Institut Seni Indonesia Padangpanjang”
Dengan hormat,Proses usulan menjadi PTN BLU oleh pimpinan ISI Padangpanjang terkesan dipaksakan dan terburu buru, dengan tidak melakukan analisa dan kajian komprehensif terhadap semua aspek penunjang dan pendukung, dukungan SDM ataupun sarana prasarana.
Usulan dilakukan tertutup tanpa sosialisasi sehingga menimbulkan kesan negatif di internal Tenaga Kependidikan ISI Padangpanjang, muncul nada sumbang kalau proses BLU hanya untuk membatasi penerimaan tunjangan kinerja yang selama ini diterima oleh Tenaga Kependidikan.
Selanjutnya sedikit kami gambarkan dari alokasi dana pada DIPA ISI Padangpanjang kondisi tahun 2020 Pp. 65.052.956.125,- terdiri dari rupiah murni Rp. 52.799.848.000,- dan PNBP sebesar Rp. 12.253.108.125,- (81,2% berbanding 18,8%), terlihat ratio kemandirian ISI Padangpanjang untuk membiayai Layanan dan Operasional Pendidikan dan Pengajaran masih belum cukup kuat.
Kami coba sandingkan dengan kondisi Universitas Negeri Padang sebelum menjadi blu terdiri dari Rp. 168.898.833.940,- PNBP dan Rp. 196.850.648.000,- Rupiah Murni dengan data rasio kemandirian sebesar 46,2% berbanding 53,8%.
Editor : Redaksi