HALONUSA.COM - Badan Intelijen Pusat Pemerintah Federal Amerika Serikat atau Central Intelligence Agency (CIA) dilaporkan telah kehilangan banyak intelijen atau informan di luar negeri. Tidak jarang dari mereka ditangkap, dibunuh dan nyaris mengubah mereka menjadi agenda.
Informasi itu tersebut seperti disadur dari New York Times, Selasa (5/10/2021). Bahkan, dari informasi yang diperoleh itu badan intelijen oposisi di Rusia, China, Iran, dan Pakistan memburu aset intelijen Amerika Serikat.
Kecanggihan teknologi, seperti penggunaan pemindaian biometrika dapat melacak keberadaan dan aktivitas intelijen CIA, seperti dilaporkan dalam memo rahasia itu.
CIA pun menyampaikan kepada petugasnya untuk berhati-hati, dan ini menjadi atensi bagi CIA dalam merekrut siapa saja untuk dijadikan intelijen. Bahkan memberikan penekanan khusus kepada para petugas agar tidak meremehkan informan mereka, seperti dikatakan mantan pejabat kepada New York Times.
Parahnya lagi, sebut mantan pejabat itu, terjadi penurunan terhadap rekrutmen terhadap intelijen Central Intelligence Agency (CIA) pasca insiden 9/September atau kontra terorisme pasca-9/11. Semua energi intelijen CIA terfokus pada hal itu.
Nyaris intelijen CIA di luar negeri selain ditangkap juga disetingg sebagai agen ganda, agar bisa mendapatkan informasi palsu kepada Central Intelligence Agency (CIA). Salah satunya di negara Pakistan, sebut mantan pejabat itu.Menurutnya, perlu mengembangkan jaringan di Pakistan, pasca penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Artinya kondisi saat ini Central Intelligence Agency (CIA) memiliki tekanan untuk membangun dan memelihara jaringan intelijen di Pakistan.
Central Intelligence Agency (CIA) harus bekerja keras terutama pada negara saingan seperti China, Rusia. Central Intelligence Agency (CIA) harus benar-benar melindungi intelijennya. (*)
Editor : Redaksi