HALONUSA.COM - Banjir yang terjadi di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi di kawasan hulu.
"Daerah Aliran Sungai (DAS) tersebut meluap. Akibatnya luapan tersebut akhirnya masuk ke permukiman penduduk," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah (Kalteng), Andi B Baron dikutip Halonusa.com via Medkom Bencana BNPB, Minggu (22/8/2021).
Menurutnya, peristiwa tersebut terjadi berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya pada tanggal 19 hingga 21 Agustus 2021.
Dia mengeklaim, jika hujan dengan intensitas tinggi tidak berlarut, maka kemungkinan besar banjir akan lebih cepat surut.
"Banjir pada umumnya apabila tidak terjadi hujan intensitas tinggi berturut-turut, maka tinggi permukaan air akan lebih cepat surut,” jelasnya.
Data yang dihimpun, peristiwa banjir yang dipicu oleh faktor cuaca tersebut telah merendam 13 desa di empat kecamatan dan berdampak pada 384 kepala keluarga (KK) atau 1.536 jiwa.Selain itu sebanyak kurang lebih 253 rumah, 5 sekolah, dua rumah ibadah juga terdampak banjir dengan tinggi muka air (TMA) antara 50-200 sentimeter.
BPBD Kabupaten Katingan mencatat wilayah yang terdampak meliputi Desa Tumbang Hiran, Desa Rangan Tangko dan Desa Rangan Surai di Kecamatan Marikit. Kemudian Desa Samba Bakumpai, Desa Samba Katung, Desa Samba Kahayan, Desa Rantau Asem, Desa Tumbang Kalemei dan Desa Napu Sahur di Kecamatan Katingan Tengah. Selanjutnya Desa Tumbang Kaman dan Desa Tumbang Labehu di Kecamatan Sanaman Mantikei dan Desa Tumbang Tanjung serta Desa Tura di Kecamatan Pulau Malan.
Menurut catatan Andi, banjir yang melanda di wilayah Kecamatan Marikit telah berangsur surut dan dalam kondisi aman. Sebelumnya, banjir di wilayah tersebut mencapai TMA hingga 200 sentimeter.
“Kondisi aman dari sebelumnya turun 200 sentimeter,” jelasnya.
Editor : Redaksi