HALONUSA.COM - Operasi pencarian dan pertolongan (Search and Rescue) korban Sriwijaya Air SJ-182 melibatkan 3818 personel dari berbagai lembaga dan instansi.
Adapun alat utama meliputi 54 kapal dengan 18 perahu karet berlambung padat (rigid inflatable boat) dan 33 ambulans (ambulance).
Operasi SAR pada malam hari juga tetap terlaksana dengan mengerahkan kapal-kapal bersama peralatan underwater seperti teknologi penginderaan bawah laut (Side Scan Sonar), kemudian multibeam echosounder (jenis sonar untuk memetakan dasar laut atau dasar perairan).
Baca juga: SAR Gabungan Mengevakuasi 74 Kantong Berisi Potongan dan Serpihan Sriwijaya Air
Selanjutnya remotely operated underwater vehicle (ROV), sejenis alat berbentuk kendaraan laut yang pengoperasi dari jarak jauh, dan bisa juga disebut perangkat seluler bawah air yang tertambat.
[caption id="attachment_4108" align="alignnone" width="692"] SAR Unit (SRU) Laut yang bergerak di permukaan laut dalam operasi pencarian dan pertolongan korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182, di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Int/Halonusa.com[/caption]Ping locator, alat berbentuk mini berfungsi untuk mengirimkan sinyal sonar kepada alat perekam penerbangan atau dikenal dengan istilah kotak hitam atau black box. Ping sonar akan ditempelkan pada ROV.
Baca juga: Tiga Matra Bergerak dalam Operasi SAR Korban Sriwijaya Air SJ-182
Ketika alat tersebut bekerja dan menemukan obyek pencarian akan segera diberi penanda (marking) berbentuk koordinat dan visual dasar laut.
"Ketika telah diberi penanda maka tim SRU Laut akan melakukan penyelaman berkelompok untuk memastikan dan memproses evakuasi," terangnya.
Editor : Redaksi