HALONUSA.COM - Selama pandemi Covid-19 daya beli masyarakat di Banten menurun dan membuat industri tidak mampu bertahan. Hal itu dikatakan Gubernur Banten, Wahidin Halim.
Katanya, sebanyak 800 industri bangkrut akibat pandemi Covid-19. Nyaris dari 16.000 perusahaan, 800 bangkrut.
"Rata-rata padat modal, artinya produk kayak alas kaki yang jumlahnya banyak, tapi mereka tak mampu lagi ekspor," ujar Wahidin, Kamis (26/11/2020).
Baca juga: Rendahnya Tingkat Kepercayaan Terhadap Vaksin, Picu Harga Jual Minyak Dunia
Dampak perusahaan gulung tikar memicu angkaPengangguran (Unemployment) di Provinsi Banten.
"Harus sadar bahwa pengangguran bukan hanya persoalan Gubernur semata, karena agregasi kabupaten/kota banyak yang nganggur, semakin banyak pula provinsi yang nganggur," kata Wahidin.Baca juga: Brasil Tembus 6 Juta Positif Corona, Presiden Brasil Jair Tolak Vaksin
Pemprov Banten mengimbau para pekerja untuk menerima keputusan kenaikan upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2021.
Tujuannya untuk mengikat para pengusaha agar tidak keluar dari Banten.
"Boleh lah menuntut, kalau melihat Banten sekarang ini tinggal pilih, mau nganggur, mau kerja, mau bangkrut mau enggak? Tolong diingatkan jangan protes. Pertimbangannya kondisi kena dampak Covid-19," kata Wahidin, seperti dinukil dari Kompas.
Editor : Redaksi