HALONUSA -Warga Padang Panjang dengan antusias menghadiri malam pemutaran film kebudayaan yang menjadi acara penutup hari pertama Galanggang Arang #8 pada Selasa (6/8/2024).
Acara ini menampilkan berbagai film dokumenter dan fiksi karya sineas lokal yang mengambil latar Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) sebagai Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) atau cagar budaya di Sumatera Barat.
Pemutaran film ini adalah bagian dari program Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III Sumatera Barat. Empat film yang ditayangkan antara lain “The Journey of Coal Mining Sawahlunto”, “Pulihnya Loco Uap Mak Itam- Sawahlunto”, “Ibu”, dan “Aso Dalam Baro”.
Setiap film mengisahkan cerita yang berbeda, mulai dari sejarah berdirinya tambang batu bara di Sawahlunto, legenda lokomotif uap Mak Itam, hingga perjuangan orang rantai pada masa kolonial Belanda.
Kurator Penanggung Jawab Galanggang Arang #8, Dr. Dede Pramayoza, S.Sn, M.A, menjelaskan bahwa pemutaran film ini juga bertujuan untuk mendorong kemajuan industri kreatif, terutama bagi anak nagari di Sumatera Barat.
“Film-film ini membuktikan bahwa anak nagari memiliki talenta kreatif yang potensial di Sumatera Barat. Potensi ini bisa dimanfaatkan dan diberdayakan untuk masa depan sebagai ekspresi budaya dan karya seni baru yang memiliki nilai edukatif bagi masyarakat,” ujarnya.Dede juga berharap agar acara hari kedua sukses dikunjungi banyak orang dan berjalan lancar. Dengan pemutaran film ini, warga Padang Panjang diharapkan dapat menghargai produksi film lokal.
“Semoga acara ini menjadi bukti bahwa masyarakat Kota Padang Panjang siap dengan pluralisme, siap dengan kegiatan-kegiatan kebudayaan, dan mampu menyelenggarakannya dengan baik. Juga mampu mengimplementasikan nilai kebudayaan, keluhuran budi, dan ekspresi budaya melalui karya seni kreatif anak nagari,” tutupnya. (*)
Editor : Heru C