HALONUSA - Usai melaksanakan upacara peringatan gugurnya Bagindo Aziz Chan di Lapangan Imam Bonjol, Jumat (19/7/2024), Pj Wali Kota Padang, Andree Harmadi Algamar, langsung menuju rumah kelahiran Wali Kota Padang ke-2 itu di kawasan Alang Laweh, Kecamatan Padang Selatan.
Andree memasuki rumah panggung berwarna biru bersama anak-anak almarhum Bagindo Aziz Chan, yang turut mengenang kembali rumah yang telah menjadi cagar budaya Kota Padang.
Rumah kelahiran Bagindo Aziz Chan telah difungsikan sebagai museum sejak tahun 2019.
Di dalam museum tersebut terdapat beragam koleksi, termasuk foto-foto bersejarah, catatan pribadi, dan berbagai kenangan perjuangan inspiratif dari Bagindo Aziz Chan.
Dalam obrolan singkat bersama salah satu anak Bagindo Aziz Chan, Ineke Aziz Chan, Andree menyatakan bahwa napak tilas ini sangat bermakna baginya.
"Perjuangan Bagindo Aziz Chan dalam mempertahankan Kota Padang sangat menginspirasi generasi muda. Kita harus meneladani sosoknya sebagai pemimpin yang berani, tegas, peduli terhadap keamanan, dan responsif terhadap permasalahan masyarakat," ujarnya.Sementara itu, Ineke Aziz Chan mengungkapkan bahwa sang ayah adalah sosok yang religius. Ia mengenang bagaimana Bagindo Aziz Chan selalu menyempatkan diri untuk melafalkan Al-Qur’an setelah salat wajib.
Bagindo Aziz Chan ditunjuk sebagai Wali Kota Padang pada 15 Agustus 1946. Ia adalah pamong masyarakat Kota Padang yang tidak kenal lelah, pemberani, dekat dengan masyarakat, dan terkenal dengan ungkapan "langkahi mayat saya dahulu baru Belanda dapat memperluas wilayah operasinya."
Pada 19 Juli 1947, saat melakukan perjalanan ke Bukittinggi, Bagindo Aziz Chan dicegat oleh serdadu Belanda dan dibunuh di pertigaan Simpang Kandih yang kini dikenal sebagai Simpang Tinju. (*)
Editor : Heru C