HALONUSA - Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy, mengungkapkan bahwa provinsinya memerlukan sekitar 150 unit sabo dam untuk mengatasi potensi banjir dan banjir bandang lahar dingin yang membawa material batu dan kayu dari lereng Gunung Marapi.
"Sabo dam ini berfungsi untuk menahan batu besar dan kayu yang terbawa arus dari lereng Gunung Marapi," ujar Audy di Padang, Minggu.
Audy menjelaskan, berdasarkan informasi dari Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat meninjau bencana di Sumbar, satu aliran sungai yang berhulu ke Marapi memerlukan enam sabo dam untuk meredam potensi banjir dan banjir bandang lahar dingin.
Saat ini, ada sekitar 25 sungai yang berhulu ke Marapi dan berpotensi menyebabkan banjir dan banjir bandang, sehingga idealnya dibutuhkan sekitar 150 sabo dam.
"Sekarang di Sumbar kita hanya punya dua check dam, bukan sabo dam. Ini jelas masih sangat kurang," katanya.
Audy membandingkan kondisi ini dengan Gunung Merapi di Yogyakarta yang memiliki sekitar 272 sabo dam, menunjukkan bahwa Sumbar masih jauh dari kata ideal."Namun, kami berterima kasih karena Direktorat Sumber Daya Air Kementerian PUPR telah merencanakan pembangunan sekitar 12 sabo dam tahun ini pada enam aliran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi," tambahnya.
Ia menilai Kementerian PUPR serius dalam membantu penanggulangan bencana banjir dan banjir bandang lahar dingin di Sumbar.
Audy berharap jumlah sabo dam di aliran sungai yang berpotensi bencana dapat terus ditambah, sehingga benar-benar bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
Sabo dam adalah bangunan yang berfungsi untuk mencegah bahaya banjir lahar gunung berapi.
Editor : Heru C