HALONUSA - Setelah terjadinya longsor dan banjir bandang (Galodo) lahar dingin di beberapa wilayah Sumatera Barat, semangat kebersamaan dan solidaritas masyarakat kembali menguat. Bantuan mengalir deras dari berbagai pihak.
Di lapangan, bencana alam ini menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur, rumah warga, serta fasilitas umum. Ribuan orang terpaksa mengungsi dan kehilangan tempat tinggal.
Namun, di tengah kesulitan ini, solidaritas dan kepedulian masyarakat serta berbagai organisasi terasa sebagai penyembuh di tengah penderitaan.
Sejak hari pertama pascabencana, bantuan mulai berdatangan dari berbagai penjuru, berupa beras, telur, makanan siap saji, air mineral, perlengkapan mandi, perlengkapan salat, perlengkapan bayi, obat-obatan, dan pakaian layak pakai.
Bahkan, ada yang mengantarkan nasi bungkus untuk pengungsi dan relawan di Posko Bukik Batabuah Canduang Agam, tepatnya di SDN 08 Kubang Duo Koto Panjang, Rabu15 Mei 2024.
Tidak hanya dari pemerintah, bantuan juga datang dari berbagai organisasi non-pemerintah (NGO), komunitas lokal, dan masyarakat umum. PMI dan organisasi kemanusiaan lainnya mengirimkan tim medis dan sukarelawan untuk memberikan pertolongan pertama dan layanan kesehatan kepada para korban.Selain itu, berbagai komunitas dan lembaga sosial turut menggalang dana dan mengumpulkan donasi untuk membantu pemulihan.
"Ini adalah saat bagi kita semua untuk bersatu dan bahu-membahu. Meskipun bencana ini menimbulkan kesedihan dan kerusakan, dengan kebersamaan dan semangat gotong-royong, kita pasti bisa bangkit dan membangun kembali yang lebih baik," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Agam Edi Busti, saat menerima bantuan di Posko.
Ia menambahkan, berbagai bantuan ini membuktikan bahwa semangat Bangkit Bersama Obati Luka bukan hanya sekadar slogan, tetapi sebuah gerakan nyata yang menunjukkan betapa kuatnya persatuan di Sumatera Barat.
"Dengan bantuan yang terus mengalir dan semangat kebersamaan yang tinggi, diharapkan pemulihan pascabencana dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat bisa segera kembali ke kehidupan normal mereka," ungkapnya. (*)
Editor : Heru C