Meningkatkan Kesiapsiagaan, Strategi Basarnas Menghadapi Ancaman Bencana di Sumbar

×

Meningkatkan Kesiapsiagaan, Strategi Basarnas Menghadapi Ancaman Bencana di Sumbar

Bagikan berita
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya Kusworo. (Foto: Istimewa)
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya Kusworo. (Foto: Istimewa)

HALONUSA - Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya Kusworo, mengingatkan setiap Kantor SAR, terutama Kantor SAR Padang, untuk tetap waspada terhadap segala kemungkinan terburuk.

Menurut Kusworo, Sumatera Barat (Sumbar) secara umum, dan Kota Padang khususnya, rentan terhadap bencana alam.

Dia mengatakan bahwa Padang dan Sumbar dikenal dengan kondisi yang penuh risiko bencana, seperti evakuasi korban erupsi Gunung Marapi yang bisa memakan waktu empat hari.

“Tentunya Padang ini dan Sumbar identik dengan suatu kondisi yang memang sarat dengan bencana, mungkin bencana yang ada relatif, seperti (evakuasi korban erupsi) Marapi yang bisa dilaksanakan dalam kurun waktu empat hari yang pada kondisi tertentu jadi observasi, menolong, menyelamatkan sampai dengan mengevakuasi Marapi ini selama empat hari,” kata Kusworo dikutip Radarsumbar.com, Selasa 30 April 2024.

Dia juga menyoroti kejadian banjir besar di Sumbar, terutama di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), di mana sebagian besar korban belum berhasil dievakuasi.

Mengacu pada pengalaman sebelumnya, Kusworo menegaskan bahwa Sumbar pernah dilanda gempa dahsyat pada tahun 2009.

Hal ini mendorong Basarnas untuk selalu siap menghadapi berbagai kemungkinan buruk, mulai dari erupsi, gempa, banjir, dan sebagainya.

Basarnas, kata Kusworo, terus meningkatkan pelatihan bagi anggotanya, termasuk memberikan bimbingan teknis kepada relawan dan pihak-pihak potensial lainnya. Dia juga mengapresiasi kontribusi relawan dalam operasi penyelamatan.

“Yang mungkin sampai dengan waktu ditentukan operasi, bahkan ditambahkan harinya, itu masih belum bisa 100 persen (kami temukan dan evakuasi). Dari 29 korban, 25 orang bisa terevakuasi dalam arti kata teridentifikasi dan empat orang sampai sekarang ini masih terus kami upayakan untuk bisa menjadikan bahan masukan dan lain sebagainya dalam melaksanakan operasi ke depan,” tuturnya.

Menurut Kusworo, kunci keberhasilan operasi adalah peralatan yang memadai dan sinergi antara semua pihak terkait, mengingat keterbatasan jumlah personel.

Editor : Heru C
Bagikan

Berita Terkait
Terkini