Pengakuan Guru SD di Limapuluh Kota yang 'Dipacaruikan' Muridnya, Ternyata Begini Faktanya

×

Pengakuan Guru SD di Limapuluh Kota yang 'Dipacaruikan' Muridnya, Ternyata Begini Faktanya

Bagikan berita
Ilustrasi SD. (Foto: Sekolah Kita)
Ilustrasi SD. (Foto: Sekolah Kita)

HALONUSA.COM - Pengakuan seorang guru Sekolah Dasar (SD) N 07 Sariak Laweh, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Limapuluh Kota yang 'dipacaruikan' muridnya akhirnya terungkap. Ternyata begini faktanya.

Fermini Wulansari yang merupakan salah seorang guru SDN 07 Sariak Laweh memberikan konfirmasi terkait video viral "Siswa SD Membentak dan Ingin Memukul Gurunya".

Fermini menjelaskan, bahwa sesuai tindaklanjut dan pertemuan dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota, Koordinator Wilayah dan perangkat nagari setempat permasalahan tersebut sudah dinyatakan selesai.

Fermini menyebutkan, dirinya juga sudah membuat video berisi permintaan maaf, sesuai hasil pertemuan pada Selasa 18 Juli 2023. Namun demikian, setelah itu masih ada berita yang menginformasikan permasalah tersebut, yang justru tidak sesuai fakta dan melebar.

Lantas, bagaiman faktanya sebenarnya? Berikut pengakuan dari Fermini, simak :

Pertama, Fermini menegaskan, bahwa dirinya tidak pernah melakukan pemukulan pada siswa bersangkutan menggunakan penggaris. Sebab, dia merupakan guru kelas 4, sedangkan siswa bersangkutan saat ini duduk di kelas 6.

"Jadi tidak ada interaksi belajar mengajar secara langsung setiap hari dengan siswa tersebut," katanya.

Kedua, terkait dirinya yang sering diklaim terlambat datang ke sekolah, Fermini membantah, hal tersebut bukan kesalahan yang sering dilakukannya atau bahkan kesengajaan.

Fermini juga menjelaskan, dirinya merupakan CPNS Guru tahun 2019 di Kabupaten Limapuluh Kota. Setiap akhir pekan, dia harus pulang ke Kota Padang untuk bertemu suami dan anaknya. Kemudian setiap Senin pukul 04.00 Wib harus kembali ke Limapuluh Kota dengan waktu tempuh kurang lebih 3  jam untuk kembali mengabdikan diri sebagai pengajar. Beberapa kali dia memang sempat terlambat karena terjebak macet. Apalagi angkot menuju sekolah juga susah.

"Dengan kondisi itu, saya yang sebelumnya tidak pandai memakai motor, mulai belajar agar bisa ke sekolah dengan cepat. Hal itu pun juga sudah saya sampaikan untuk permintaan dispensasi pada Kepala Sekolah," jelasnya.

Editor : Tisya
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini