Sebagian besar muslim bermukim di Kota Toronto. Sehingga menjadikan kota tersebut sebagai kota dengan tingkat kepadatan penduduk Muslim terbesar di Amerika Utara.
4. Inggris – 18,55 jam
Komunitas Muslim di Inggris mewanti-wanti anggotanya agar berhati-hati selama bulan puasa. Sebab, waktu puasa yang dijalankan oleh negara Inggris terbilang lumayan lama dan bisa menimbulkan bahaya kesehatan.
Terutama untuk kaum manula dan penderita kaum diabetes. Menurut data yang ada, sekitar 2,7 juta umat Muslim hidup di Inggris, 325.000 di antaranya menderita diabetes.
5. Jerman – 19 jam
Hampir sama dengan Aalaska, muslim di Jerman yang berjumlah jutaan dan sebagian besar berasal dari Turki dan Afrika utara berpuasa selama 19 jam. Yakni mulai pukul setengah 4 pagi hingga jam 10 malam.
Tradisi penganan sahur dan berbuka di sini sama seperti Timur Tengah. Serupa dengan negara lain, umat muslim di Jerman melaksanakan ibadah Sholat Tarawih pasca berbuka puasa.
6. Alaska – 19,45 jam
Terdapat sekitar 3000 kaum Muslim di negara bagian Alaska, AS. Kebanyakan bermukim di Anchorage.
Mereka sebenarnya harus berpuasa sekitar 19 jam jika mengikuti waktu lokal. Tetapi sebagian berpuasa dengan berkiblat pada waktu Arab Saudi, yang berarti berbuka pada pukul 7 malam.7. Swedia – 20 jam
Ketika bulan Ramadan jatuh pada musim panas, Muslim di Swedia harus berpuasa lebih dari 20 jam. Saat ini, kaum Muslim Swedia berjumlah sekitar kurang lebih 500 ribu orang, atau sekitar 5 persen dari total populasi.
Meskipun tergolong minoritas, tapi kaum mayoritasnya tergolong toleran terhadap warga Muslim di Swedia. Swedia tercatat memiliki 16 masjid yang tersebar di kota-kota besar.
8. Islandia – 22 jam
Umat Muslim di Islandia harus menuntaskan makan sahur pada pukul 2 pagi dan baru bisa berbuka pada tengah malam pukul 12 malam. Bahkan, saat ini, komunitas Muslim Islandia cuma beranggotakan 770 orang.
Editor : Redaksi